Peranan Veda Dan Paravidy? Sebagai Sumber Ajaran Filsafat Perennial Dalam Inklusivitas Beragama Di Indonesia

Authors

  • I Gede Arya Juni Arta IAHN TP Palangka Raya

DOI:

https://doi.org/10.33363/sn.v0i2.73

Keywords:

Veda, Paravidyā, Esoterisme, Inklusivitas

Abstract

Formalitas beragama yang hanya menekankan pada wilayah-wilayah eksoteris seperti ketaatan buta, hukuman dan pahala serta hafalan tanpa pemahaman, lebih sering melahirkan perilaku keagamaan yang fanatik dan sempit. Sikap fanatisme sempit ini sering melahirkan dikotomi dalam beragama, yang mengarah pada klaim kebenaran dan klaim keselamatan. Dalam ruang yang serba relatif ini, akan sulit tercipta suatu unitas atau kesatuan antar agama-agama. Titik temu dan inklusivitas beragama hanya akan niscaya terjadi ketika setiap agama beranjak naik ke wilayah yang lebih tinggi, yaitu wilayah kognitif transendensi atau esoterisme. Wilayah transendensi ini, dalam tradisi Veda dijabarkan dalam teks-teks ?ruti. Di mana ?ruti merupakan hasil pengalaman langsung tentang Realitas puncak (ultimate Reality), yang dicapai melalui pengetahuan langsung yang disebut paravidy?. Pengetahuan langsung ini berupaya menemukan Yang Mutlak (The Truth), di mana hanya Yang Mutlak adalah sebagai mutlak, sehingga yang muncul di bawah yang mutlak adalah menjadi relative absolut. Kesatuan antar agama ditemukan pertama dan terutama dalam Yang Mutlak ini.

 

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2021-04-16