Digitalisasi Pendidikan: Dilematisasi Dan Dehumanisasi Dalam Pembelajaran Daring Perspektif Filsafat Paulo Friere
DOI:
https://doi.org/10.33363/sn.v0i3.95Keywords:
Dehumanisasi, Pembelajaran Daring, Paulo FreireAbstract
Abstrak
Teknologi digital menjadi sangat penting untuk memastikan proses pembelajaran tetap berjalan di masa pandemi saat ini. Melalui pembelajaran daring, telah terjadi disrupsi dalam dunia pendidikan dari pendekatan tradisional tatap muka menjadi jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi digital. Hal ini dapat menjawab tantangan zaman, namun di sisi yang lain menimbulkan permasalahan baru dalam dunia pendidikan. Pembelajaran daring yang bergantung pada gadget secara langsung berdampak pada kebutuhan siswa terhadap handphone semakin meningkat. Fenomena ini menjadi dilematis, mengingat sebelumnya banyak sekolah melarang siswanya membawa handphone ke sekolah, tetapi sekarang siswa secara tidak langsung diwajibkan memakai handphone. Pembelajaran daring yang dibatasi oleh kuota dan sinyal internet menjadikan siswa nyaris tidak mendapatkan ruang gerak yang bebas, sehingga yang dicetak bukanlah siswa yang kritis, namun siswa yang seperti robot. Terlebih dalam sistem pembelajaran daring ini memberikan celah bagi guru untuk sekedar memberikan beban-beban berupa tugas tanpa memberikan penjelasan materi yang memadai dan dalam waktu pengerjaan yang terbatas. Menurut Paulo Freire sistem pendidikan seperti itu merupakan pendidikan yang menindas yang mengakibatkan dehumanisasi pada dunia pendidikan. Di mana siswa sering hanya dipandang sebagai objek yang wajib menerima apa saja yang diberikan oleh gurunya.