Model, Strategi, Dan Metode Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Era Pandemi Covid-19 Di SLB Provinsi Kalimantan Tengah

Authors

  • Rudi Hasan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah
  • Mofit Saptono Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah
  • Safrudin Safrudin Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah

DOI:

https://doi.org/10.33363/sn.v0i5.157

Keywords:

Model, Strategi dan Metode Pembelajaran, Anak Berkebutuhan Khusus, Pandemi Covid-19.

Abstract

Tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan Model, Strategi dan Metode Pembelajaran, Anak Berkebutuhan Khusus era Pandemi Covid-19. Pada penulisan artikel ini, berkonsentrasi pada model, strategi dan metode pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) era pandemi covid-19 pada SLB di Provinsi Kalimantan Tengah. Sebab anak berkebutuan khusus dalam satuan pendidikan SLB merupakan peserta didik yang rentan dampak penyebaran virus corona, sehingga memerlukan strategi pembelajaran secara khusus yang sesuai dalam penyampaian materi pembelajaran. Penulisan ini didasarkan pada kajian model, strategi dan metode pembelajaran pada era pandemik corona dan hasil observasi, serta wawancara terhadap kepala sekolah, guru dan beberapa orang tua murid di 10 satuan pendidikan SLB yang ada di Kalimantan Tengah. Di samping itu, akan dideskripsikan model, strategi dan metode pembelajaran pada SLB di era pandemi covid-19, serta permasalahan pembelajaran dan solusinya. Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus pada satuan pendidikan SLB era pandemi covid-19 dilaksanakan dengan tatap muka terbatas dan pembelajaran jarak jauh melalui daring berbasis TIK, maupun campuran antara daring dengan tetap muka terbatas melalui guru kunjung. Beberapa permasalahan pembelajaran pada SLB era pandemi covid-19, yaitu: (1) pendidik mengalami kesulitan untuk menjaga jarak dengan peserta didik; (2) masih banyak kendala dan belum terbiasa dengan kebiasaan baru protokol kesehatan (new normal); (3) beberapa jenis ketunaan menyebabkan tatanan kebiasaan hidup baru (new normal) sulit diterapkan; (4) kebiasaan murid masih belanja di kantin sekolah; (5) penyampaian materi tidak maksimal; (6) beberapa murid dan sebagian orang tua murid yang tidak memiliki komputer atau smart phone; (7) beberapa jenis ketunaan mengalami hambatan dalam mengoperasikan komputer atau smart phone; (8) kurangnya pengetahuan dan peduli orangtua murid untuk membantu anaknya dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berbasis TIK. Perlu adanya perhatian yang lebih khusus dari Dinas Pendidikan dan pihak terkait, karena anak berkebutuhan khusus lebih rentan terhadadap situasi corona-19. Pembiasaan baru (new normal) harus selalu ditanamkan dengan selalu mengigatkan kepada warga sekolah (SLB) untuk menerapkan protokol kesehatan.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2021-08-04